• +628115711132
  • invictus93@cukelingkumang.com

Victor Kurniawan lahir di Nanga Mau pada tanggal 21 Januari 1989. Victor adalah anak dari pasangan Ajung dan Erna Tresiana. Dia merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Pendidikan SD dan SMP dilaluinya di Nanga Mau sedangkan SMA Panca Setya Sintang menjadi pilihan pendidikannya dan tamat tahun 2005. Widya Darma sempat menjadi tempat pendidikannya selama 1 tahun. Setelah itu tak dilanjutkan karena beberapa alasan.

Awal mula tertarik masuk menjadi anggota karena melihat produk pinjaman yang disediakan oleh CU Keling Kumang (CUKK). Ketertarikannya juga didukung oleh Protasius Ayung yang menjabat sebagai Branch Manager kala itu.

Proses kredit di BO Nanga Mau, khususnya, dirasakan sangat baik. Mengingat anggota merupakan pribadi yang mudah menjelaskan tujuan dan rincian penggunaan pinjaman. Hal tersebut memberikan kepercayaan yang timbal-balik di kedua belah pihak.

Suami dari Sintya Sari memulai usaha dengan menjual furniture dan elektronik. Ide usaha tersebut muncul karena melihat peluang masyarakat di Nanga Mau yang butuh barang-barang tersebut. Apalagi kondisi dan jarak perjalanan yang cukup berat dari Nanga Mau ke Sintang.

Masyarakat senang dengan keberadaan toko Ado panggilan akrab Victor Kurniawan. Pria berkulit putih ini mendapat keuntungan dari masyarakat yang butuh akan furniture dan barang-barang elektronik. Selain harga yang terjangkau, barang-barang yang disediakan juga tak jauh berbeda dari toko-toko yang ada di Sintang.

Tak cukup sampai di situ, pria hobi futsal ini merambah ke penjualan lain yang belum ada saingannya sampai saat ini. Usaha tersebut adalah berlangganan TV kabel. Masyarakat sangat antusias, bahkan kantor CUKK BO Nanga Mau pun menggunakan jasa miliknya, di mana harganya cukup terjangkau.

Usaha jual ponsel, aksesoris ponsel, pulsa dan listrik juga menjadi usaha tambahannya. Bapak dari satu anak ini terus berpikir untuk melihat peluang yang ada. Bahkan usaha walet yang telah dijalaninya selama satu tahun terakhir memberikan peluang yang baik kelaknya.

Bila melihat semua yang telah dilakukan oleh Ado, maka timbul pertanyaan. Bagaimana dia mampu mendapat keuntungan dari usaha-usahanya? Apakah semuanya berjalan begitu mudah? jawabannya tentu saja tidak.

Ado pernah bekerja sebagai karyawan di Pontianak, saat tak melanjutkan kuliahnya. Semua orang tahu bagaimana kehidupan seorang karyawan. Posisi tersebut memberikannya banyak pelajaran dan pengalaman, di mana dia memiliki cita-cita untuk menjadi pemilik toko yang sukses.

Saat ditanyakan apakah pendidikan adalah hal penting atau tidak, dia menjawab penting. “Pendidikan membantu untuk melihat hal-hal baru yang diyakini dapat mengubah sesuatu. Namun pendidikan secara teori harus berimbang dengan praktek, agar pendidikan tak menjadi sia-sia,” jelasnya.

Dia memiliki harapan di masa mendatang untuk menambah usaha baru yang dirasanya menjadi sangat menguntungkan. “Saya menggunakan insting untuk membaca peluang dan juga melihat kebutuhan-kebutuhan masyarakat secara luas,” ungkapnya.

Ado memiliki riwayat pinjaman yang baik setelah delapan kali meminjam. Ia dan istrinya anggota CUKK dan anaknya bernama Gavrilla Evelyn merupakan anggota TAKAN Plus. Mereka sangat aktif menabung.

Perjalanan Ado menjadi seorang pemilik usaha yang terampil memanglah tidak mudah. Kita harus bijak untuk memahami bahwa setiap usaha tidak berawal dari jalan pintas. Ada banyak hal yang harus diperjuangkan demi harapan yang besar.

Pria yang mengidolakan Paris, berharap kelak mimpinya dapat terwujud. Segala pikiran dan hatinya akan dikerahkan demi mimpinya. Karena tak ada yang mustahil bila diimbangi dengan kerja keras. Kita pun harus demikian.

Ado menggunakan kelebihannya berupa insting dan kerja keras untuk kesuksesannya. Hal ini dapat diikuti kita semua. Jangan menyerah apapun rintangan yang sedang dihadapi! Salam Invictus! (LSM)

Share This