Pasca pertemuan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh
Indonesia (APKASI) 2019 di Jakarta bulan Juli lalu. KOPERNIK, mitra Keling
Kumang dan pemerintah Kabupaten Sintang dalam pengembangan komoditi kakao, melakukan
kunjungan lapangan untuk wawancara dan penelitian (5-10/9/2019).
Sejauh ini, masyarakat di Kabupaten Sintang sudah ada yang
menanam kakao. Hanya saja, jumlahnya belum terdata dengan baik dan pasarnya
baru lingkup lokal. Sehingga, pemerintah berinisiatif untuk mengembangkan kakao
dalam lingkup yang lebih besar. Pengembangan kakao ini bahkan telah masuk dalam
Rencana Pembangunan Jangka Pendek (RPJP) Kabupaten Sintang bersama beberapa komoditi
lain seperti sawit, karet, lada dan kopi. Ke depan pemerintah akan menerapkan
sistem komoditi berkelanjutan mulai dari proses penanaman, lingkungan dan pemasaran.
Dalam pengembangan kakao, pemerintah Kabupaten Sintang telah
menggandeng PT Betang Agro Mandiri - BAM (unit dari Keling Kumang Group) untuk menjadi
penggerak komoditi tersebut. Menurut Yohana Tamara Yunisa, Manager Operasional
PT BAM, ia tengah mendalami jenis-jenis kakao yang ada di Indonesia dan mencoba
mengembangkan kakao lokal dari kabupaten Sintang. Selain itu, diharapkan
melalui kolaborasi dengan KOPERNIK yang telah memiliki pengalaman mengembangkan
kakao di Bali, program kerjasama ini dapat berjalan dengan baik.
Dalam kunjungan yang sama, KOPERNIK juga menggali tentang
daun sengkubak, vetsin alami pengganti MSG. KOPERNIK melihat langsung sumber
daun sengkubak di Gurung Mali dan tertarik untuk menggali lebih dalam kegunaan
dan cara pengolahan daun sengkubak secara tradisional. Rencananya ke depan,
KOPERNIK dan PT BAM berniat mengembangkan daun sengkubak tersebut. (LSM)