• +628115711132
  • invictus93@cukelingkumang.com

Terwujud ekowisata di Sungai Utik Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas hulu, di awali dengan adanya kuliah kerja nyata mahasiswa dari  Universitas Gajah Mada jurusan ekowisata yang membantu masyarakat untuk menginisiasi terwujudnya ekowisata tersebut. CU keling Kumang juga ikut memulai membantu mengembangkan ekowisata Sungai Utik dengan  program kerjasama MCA Indonesia yang membantu merenovasi kamar tidur dan kamar mandi di setiap bilik. Ada 28 bilik di rumah betang dan 18 bilik di rumah tunggal yang direnovasi untuk pengembangan ekowisata.

 

Menurut Kristiana Banang, yang terlibat di ekowisata sebagai seksi penyambut tamu, setelah program CU keling kumang dan MCA Indonesia dilaksanakan, jumlah pengunjung ekowisata semakin meningkat. Program MCA Indonesia diselesaikan pada bulan Desember 2017. Kristina juga menambahkan bahwa dari bulan April 2018 sampai sekarang pengunjung semakin meningkat baik lokal dan internasional. Diperkirakan dalam seminggu setidaknya ada 10 orang pengunjung yang datang ke ekowisata Sungai Utik. Turis mancanegara datang dari berbagai negara seperti Belgia, Inggris, Selandia baru dan yang paling banyak berasal dari Malaysia. Berita tentang ekowisata Sungai Utik tersebar dari mulut ke mulut. Karena dari pihak pengelola ekowisata sendiri belum pernah mempromosikan ekowisata sungai utik ke media publik. Di sisi lain, tamu lokal kebanyakan berasal dari Jakarta dan bogor. Kegiatan yang ditawarkan di ekowisata sungai Utik pun disesuaikan dengan permintaan tamu. Adapun kegiatan-kegiatan yang ditawarkan seperti Arung sungai, menyusuri sungai dengan speedboat sampai ke hulu, kegiatan-kegiatan yang dilakukan di rumah betang seperti belajar menganyam, menenun dan lainnya.

 

Walaupun begitu, ada hal-hal yang harus ditingkatkan dari ekowisata seperti masalah manajemen ekowisata. Manajemen harus dievaluasi dan ditingkatkan kinerjanya semaksimal mungkin. Meskipun badan organisasi sudah dibentuk tetapi komitmen terhadap pelaksanaan dan pengembangan ekowisata dianggap masih kurang. Selain itu, cara untuk mempromosikan dan mempublikasikan ekowisata ke publik sangat penting seperti merancang paket-paket wisata Ekowisata Sungai Utik. Seiring meningkatnya jumlah kunjungan turis ke Sungai Utik, rencana pengembangan juga harus ditingkatkan. Sejauh ini jenis paket wisata yang Sudah dibuat hanya paket penyambutan, sedangkan paket wisata lainnya belum direncanakan oleh pengelola ekowisata. Hal yang sangat mendukung untuk pengembangan ekowisata adalah setiap orang di Sungai Utik memiliki keahlian masing-masing yang dapat menjadi nilai jual untuk membuat paket wisata Sungai Utik. Oleh sebab itu, diharapkan kepada semua warga di sungai utik untuk ikut terlibat dalam meningkatkan ekowisata yang dapat berdampak langsung pada pendapatan masyarakat sekitar. Menjual barang kerajinan seperti gelang, tikar, tas dan lainnya juga dapat menjadi pendapatan alternative bagi masyarakat setempat.

 

Warga di sungai utik sudah membentuk kelompok yang terdiri dari 26 anggota untuk membuat dan menjual hasil kerajinan tersebut. menurut warga, memiliki sebuah galeri untuk menjual hasil kerajinan mereka sangatlah penting. tetapi karena terkendala dengan masalah pendanaan jadi pembuatan galeri belum dapat terlaksana hingga hari ini.

 

Dari sisi keuangan, pengelolaan keuangan ekowisata disimpan di rekening CU Keling Kumang. Hampir semua warga sungai utik sudah menjadi anggota CU keling Kumang dan dengan adanya kantor CU KK di si sungai utik dianggap sangat membantu.  Kesadaran masyarakat untuk menabung sejak usia dini juga menjadi hal yang patut dicontoh. Hal tersebut dapat dilihat dengan rajinnya anak-anak menabung uang ke CU KK setiap bulannya. Jelas terlihat bahwa Kehadiran CUKK membantu masyarakat dalam mengelola keuangan sehingga berdampak langsung pada perekonomian masyarakat setempat. [yty]
Share This